Penyedia jasa sewa mobil
Solo dan sekitarnya, IxoTransport, merekomendasikan wisata ke Astana Girilayu
di Kecamatan Matesih, Karanganyar. Kompleks pemakaman ini sangat bersejarah
karena terdapat pusara raja-raja Mangkunegara, yaitu, KGPAA Mangkunagoro IV,
KGPAA Mangkunegara V, KGPAA Mangkunegara VII, dan KGPAA Mangkunegoro VIII.
Masing-masing raja dimakamkan dengan mausoleum tersendiri.
Kompleks pemakaman yang
terletak di puncak bukit Mangadeg itu juga merupakan tempat peristirahatan
terakhir anggota keluarga inti Mangkunegaran, salah satunya, putri dalem KGPAA
Mangkunagoro VII, GRAy Siti Noeroel Kamaril Ngarasati Koesoemowardhani
Soerjosoejarso. Putri tersebut dikenal masyarakat dengan nama Gusti Noeroel.
Nama Astana Girilayu
berasal dari nama Desa tempat pemakaman ini berada.Desa Girilayu terdiri dari
sembilan dusun. Dalam bahasa Jawa, Girilayu artinya “gunung tempat layon”.
Sedangkan layon artinya adalah “pemakaman”.
Untuk menuju ke lokasi,
diperlukan usaha yang tidak mudah. Jalanan berkelok dan menanjak menjadi
rintangan yang harus dilalui. Kondisi jalanan akan selalu basah apabila musim
penghujan tiba. Akan tetapi, sulitnya medan tempuh tidak menyurutkan keingan
masyrakat untuk berziarah di tempat ini. Anda bisa menyewa jasa sewa mobilSolo untuk menuju lokasi.
Astana Girilayu dibangun
pada tahun 1881. Kompleks pemakaman ini dibangun karena lahan Astana Mangadeg,
yang posisinya di bawa Astana Girilayu, sudah penuh. Astana Mangadeg, yang
dibangun pada tahun 1716, juga merupakan makam raja-raja Mangkunegaran dan keluarga
inti mereka. Yang dikebumikan di sana adalah KGPAA Mangkunagoro I (RM Mas
Said), KGPAA Mangkunegara II, dan KGPAA Mangkunegara III.
Saat ini, kedua kompleks
pemakaman tersebut, tiga dengan Astana Giribangun, masih ramai dikunjungi
peziarah. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Jawa, bahkan mungkin ada pula
yang dari luar daerah.
Akan tetapi, pengunjung
Astana Girilayu memang masih kalah dengan pengunjung Astana Mangadeg.Pengunjung
rata-rata tertarik dengan makam RM Said yang terkenal dengan julukan Pangeran
Sambernyawa.
Melihat dari bentuk
bangunannya, Astana Girilayu mencerminkan kejayaan Raja-raja Mangkunegaran kala
itu. Terlihat pula sentuhan arsitektur Eropa yang menjadi indikator kedekatan
Raja dengan pihak Belanda pada masa itu.
Jendela-jendala di
Astana Girilayu berhiaskan ornamen tahta Ratu Belanda. Adapun simbol salib di
atas tahta Ratu Belanda tetap menyimbolkan lambang Islam. Ada simbol M dan N
yang menegaskan bahwa bangunan tersebut milik Mangkunegara.
Area pemakaman Astana
Girilayu memang tidak seluas kedua area pemakaman yang juga ada di bukit di
Matesih ini. Akan tetapi, Astana Girilayu mempunyai keunikan yakni bangunan
yang berarsitektur Eropa; anggun, megah, dan mewah. Hubungi jasa sewa mobil Docar Solo, untuk mereservasi perjalanan
bisnis dan wisata Anda.